Powered By Blogger

Sabtu, 26 Maret 2011

Makna Ajaran “Wong Urip iku Mung Mampir Ngombe”

Secara harafiah, “Wong urip iku mung mampir ngombe” dapat diartikan orang hidup itu hanyalah istirahat sejenak untuk minum. Meskipun ungkapan tersebut mempunyai arti yang sederhana tetapi makna yang terkandung sangat dalam. Untuk dapat memahami makna ungkapan itu kita dituntut untuk memahami kehidupan manusia secara menyeluruh. Dalam budaya Jawa kehidupan manusia dimulai semenjak tumbuhnya bayi dalam kandungan ibu kemudian setelah bayi dilahirkan ke dunia, dimulailah kehidupan yang sebenarnya dunia. Dengan kematian seseorang, yaitu berpisahnya roh dan wadag manusia, dimulailah kehidupannya di alam lain yang belum kita ketahui pasti. Pemahaman tentang tiga kehidupan ini biasa dimanifestasikan sebagai alam purwa, madya dan wasana. Makna ungkapan “Wong urip itu mung mampir ngombe” mengacu kepada alam madya, yaitu kehidupan setelah manusia dilahirkan di dunia.

Mengisi Kehidupan yang Sesaat

Seperti kita ketahui manusia terlahir di dunia ini berbekal empat sifat dasar yang mewarnai kehidupannya, yang sering diistilahkan dengan aluamah, sefiah, amarah dan mutmainah, atau yang biasa juga diistilahkan dengan nafsu angkara, amarah, keinginan dan perbuatan suci. Nafsu-nafsu tersebut timbulnya dirangsang oleh anasir-anasir yang ada di dunia ini dan masuk melalui paningal (mata), pengucap (mulut), pangrungu (telinga) dan pangganda (hidung).

Anasir alam yang masuk melalui mata berwujud nafsu keinginan akibat rangsangan sesuatu yang terlihat oleh mata. Anasir alam yang masuk melalui mulut berupa kata-kata kotor yang diucapkan oleh mulut. Anasir alam yang masuk melalui telinga berwujud suara yang tidak enak didengar oleh telinga dan menyebabkan seseorang marah, kasar dan mata gelap. Sedangkan anasir alam yang masuk melalui hidung berwujud tindakan-tindakan baik karena hidung tidak mau menerima bau-bau yang tidak enak. Dengan bekal empat sifat dasar hidup itu, manusia diwajibkan menguasai keempat nafsu yang melekat pada dirinya. Dengan kata lain, manusia harus menguasai ketiga nafsu yang dapat menimbulkan tindakan-tindakan yang kurang baik, yaitu aluamah, amarah dan sufah, dan mengutamakan nafsu yang dapat menimbulkan tindakan-tindakan baik, yaitu mutmainah. Menguasai di sini diartikan sebagai memelihara mengatur ataupun mengendalikan. Apabila manusia dapat memelihara mengatur serta mengendalikan keempat nafsu-nafsu tersebut akan menjadi manusia teladan dalam arti dapat diteladani oleh orang-orang disekitarnya karena tindakan-tindakannya selalu terpuji.

Sebaliknya apabila manusia tidak dapat memelihara mengatur serta mengendalikan keempat nafsu-nafsunya, orang tersebut akan menampilkan tindakan-tindakan yang tidak terpuji, sehingga ia dijauhi oleh orang-orang di sekitarnya, oleh karena itu kehidupan di dunia yang hanya sesaat tersebut, yang dalam budaya Jawa diungkapkan istlah “wong urip iku mung mampir ngombe”, haruslah disibukkan dengan tindakan-tindakan memelihara, mengatur serta mengendalikan keempat nafsu manusia ini, sehingga kehidupan di dunia yang sifatnya hanya sesaat tersebut diisi dengan tindakan-tindakan terpuji, seperti tolong-menolong, mengasihi sesama, berbakti kepada nusa dan bangsa, saling hormat-menghormati, bermusyawarah untuk mencapai mufakat dan lain-lain. Dengan demikian apabila pada saat kematian, yaitu berpisahnya roh dan wadag manusia dapat diharapkan roh manusia tersebut akan kembali kepada Tuhan Yang Maha Esa, yaitu causa pria segala kehidupan di dunia ini.

Selamat sampai Tujuan

Kehidupan di dunia ini dapat diibaratkan sebagai perang antara nafsu baik dan nafsu yang tidak baik. Agar manusia dapat memenangkan perang tersebut, sehingga pada saat kematian rohnya kembali kepada Tuhan Yang Maha Esa, manusia harus dapat menempatkan hati nuraninya di atas nafsu. Dengan kata lain, hati nurani manusia haruslah menguasai nafsu. Jika hati nurani dikuasai oleh nafsu pada saat kematian roh manusia dapat kembali kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Bagaimana agar seseorang dapat menjaga hati nuraninya selalu berada di atas nafsu? Budaya Jawa mengajarkan agar seseorang selalu menjalani laku, seperti berpuasa dan lain-lain, sebagai latihan pengendalian diri sehingga dapat mengendalikan diri apabila timbul rangsangan untuk bertindak yang tidak baik. Selain itu budaya Jawa juga mengajarkan agar seseorang selalu mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehingga selalu mendapatkan terang dari-Nya yang akan menyebabkannya dapat berpikir secara jernih dan bersih.

Tujuan hidup manusia adalah selamat di dunia maupun di alam kelanggengan. Untuk dapat mencapai tujuan itu manusia dituntut untuk terus menerus berjuang menegakkan kebenaran. Dalam kehidupan di dunia yang sesaat, manusia harus dapat mengisinya dengan tindakan baik. Oleh karena itu budaya Jawa selalu mengingatkan bahwa kehidupan di dunia ini hanyalah sementara sifatnya. Peringatan tersebut diungkapkan dalam istilah “wong urip iku mung mampir ngombe”. Apabila seseorang selalu ingat akan hal ini dan mengisi kehidupan sesaat dengan tindakan baik, maka dapatlah diharapkan tujuan hidup seseorang akan tercapai, yaitu selamat di dunia maupun di alam kelak nanti.

SANGKAN PARANING DUMADI

Dalam hidup ini, manusia senantiasa diingatkan untuk memahami filosofi Kejawen yang
berbunyi "Sangkan Paraning Dumadi". Apa sebenarnya Sangkan Paraning Dumadi? Tidak banyak orang yang mengetahuinya. Padahal, jika kita belajar tentang Sangkan Paraning Dumadi, maka kita akan mengetahuikemana tujuan kita setelah hidup kita berada di akhir hayat.

Manusia sering diajari filosofi Sangkan Paraning Dumadi itu ketika merayakan Hari Raya Idul Fitri. Biasanya masyarakat Indonesia lebih suka menghabiskan waktu hari raya Idul Fitri dengan mudik. Nah, mudik itulah yang menjadi pemahaman filosofi Sangkan Paraning Dumadi. Ketika mudik, kita dituntut untuk memahami dari mana dulu kita berasal, dan akan kemanakah hidup kita ini nantinya.

Untuk lebih jelasnya, marilah kita simak tembang dhandanggula warisan para leluhur yang sampai detik ini masih terus dikumandangkan.

Kawruhana sejatining urip/
(ketahuilah sejatinya hidup)
urip ana jroning alam donya/
(hidup di dalam alam dunia)
bebasane mampir ngombe/
(ibarat perumpamaan mampir minum)
umpama manuk mabur/
(ibarat burung terbang)
lunga saka kurungan neki/
(pergi dari kurungannya)
pundi pencokan benjang/
(dimana hinggapnya besok)
awja kongsi kaleru/
(jangan sampai keliru)
umpama lunga sesanja/
(umpama orang pergi bertandang)
njan-sinanjan ora wurung bakal mulih/
(saling bertandang, yang pasti bakal pulang)
mulih mula mulanya
(pulang ke asal mulanya)

Kemanakah kita bakal 'pulang'?
Kemanakah setelah kita 'mampir ngombe' di dunia ini?
Dimana tempat hinggap kita andai melesat terbang dari 'kurungan' (badan jasmani) dunia ini?
Kemanakah aku hendak pulang setelah aku pergi bertandang ke dunia ini?
Itu adalah suatu pertanyaan besar yang sering hinggap di benak orang-orang yang mencari ilmu sejati.

Yang jelas, beberapa pertanyaan itu menunjukkan bahwa dunia ini bukanlah tempat yang
langgeng. Hidup di dunia ini hanya sementara saja. Oleh karena itu, tidak ada salahnya jika kita menyimak tembang dari Syech Siti Jenar yang digubah oleh Raden Panji Natara dan digubah lagi oleh Bratakesawa yang bunyinya seperti ini:

"Kowe padha kuwalik panemumu, angira donya iki ngalame wong urip,
akerat kuwi ngalame wong mati; mulane kowe pada kanthil-kumanthil marang
kahanan ing donya, sarta suthik aninggal donya." ("Terbalik pendapatmu, mengira dunia ini alamnya orang hidup, akherat itu alamnya orang mati. Makanya kamu sangat lekat dengan kehidupan dunia, dan tidak mau meninggalkan alam dunia")

Pertanyaan yang muncul dari tembang Syech Siti Jenar adalah:
Kalau dunia ini bukan alamnya orang hidup, lalu alamnya siapa?

Syech Siti Jenar menambahkan penjelasannya:
"Sanyatane, donya iki ngalame wong mati, iya ing kene iki anane swarga lan naraka, tegese, bungah lan susah. Sawise kita ninggal donya iki, kita bali urip langgeng, ora ana bedane antarane ratu karo kere, wali karo bajingan." (Kenyataannya, dunia ini alamnya orang mati, iya di dunia ini adanya surga dan neraka, artinya senang dan susah. Setelah kita meninggalkan alam dunia ini, kita kembali hidup langgeng, tidak ada bedanya antara yang berpangkat ratu dan orang miskin, wali ataupun bajingan")

Dari pendapat Syech Siti Jenar itu kita bisa belajar, bahwa hidup di dunia ini yang serba berubah seperti roda (kadang berada di bawah, kadang berada di atas), besok mendapat kesenangan, lusa memperoleh kesusahan, dan itu bukanlah merupakan hidup yang sejati ataupun langgeng.

Wejangan beberapa leluhur mengatakan:
"Urip sing sejati yaiku urip sing tan keno pati". (hidup yang sejati itu adalah hidup yang tidak bisa terkena kematian). Ya, kita semua bakal hidup sejati. Tetapi permasalahan yang muncul adalah, siapkah kita menghadapi hidup yang
sejati jika kita senantiasa berpegang teguh pada kehidupan di dunia yang serba fana?

Ajaran para leluhur juga menjelaskan:
"Tangeh lamun siro bisa ngerti sampurnaning pati,
yen siro ora ngerti sampurnaning urip."
(mustahil kamu bisa mengerti kematian yang sempurna,
jika kamu tidak mengerti hidup yang sempurna).

Oleh karena itu, kita wajib untuk menimba ilmu agar hidup kita menjadi sempurna dan mampu meninggalkan alam dunia ini menuju ke kematian yang sempurna pula.
Diposkan oleh kejawen di 10:30 15 komentar
Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Berbagi ke Google Buzz
Sabtu, 01 November 2008
PUASA ALA KEJAWEN

Puasa dan tapa adalah dua hal yang sangat penting bagi peningkatan spiritual seseorang. Disemua ajaran agama biasanya disebutkan tentang puasa ini dengan berbagai versi yang berbeda. Menurut sudut pandang spiritual metafisik, puasa mempunyai efek yang sangat baik dan besar terhadap tubuh dan fikiran. Puasa dengan cara supranatural mengubah sistem molekul tubuh fisik dan eterik dan menaikkan vibrasi/getarannya sehingga membuat tubuh lebih sensitif terhadap energi/kekuatan supranatural sekaligus mencoba membangkitkan kemampuan indera keenam seseorang.

Apabila seseorang telah terbiasa melakukan puasa, getaran tubuh fisik dan eteriknya akan meningkat sehingga seluruh racun,energi negatif dan makhluk eterik negatif yang ada didalam tubuhnya akan keluar dan tubuhnya akan menjadi bersih. Setelah tubuhnya bersih maka roh-roh suci pun akan datang padanya dan menyatu dengan dirinya membantu kehidupan nya dalam segala hal.

Didalam peradaban/tradisi pendalaman spiritual ala kejawen, seorang penghayat kejawen biasa melakukan puasa dengan hitungan hari tertentu (biasanya berkaitan dengan kalender jawa). Hal tersebut dilakukan untuk menaikkan kekuatan dan kemampuan spiritual metafisik mereka dan untuk memperkuat hubungan mereka dengan saudara kembar gaib mereka yang biasa disebut SADULUR PAPAT KALIMA PANCER.

Apapun nama dan pelaksanaan puasa, bila puasa dilakukan dengan niat yang tulus, maka tak mungkin akan membuat manusia yang melakoninya celaka. Bahkan medis mampu membuktikan betapa puasa memberikan efek yang baik bagi tubuh, terutama untuk mengistirahatkan oragan-oragan pencernaan.

Intinya adalah ketika seseorang berpuasa dengan ikhlas, maka orang tersebut akan terbersihkan tubuh fisik dan eteriknya dari segala macam kotoran. Ada suatu konsep spiritual yang berbunyi “matikanlah dirimu sebelum engkau mati”, arti dari konsep tersebut kurang lebih kalau kita sering ‘menyiksa’ tubuh maka jiwa kita akan menjadi kuat. Karena yang hidup adalah jiwa, raga akan musnah suatu saat nanti. Itulah sedikit konsep spiritual jawa yang banyak dikenal.

Para penghayat kejawen telah ‘menemukan’ metode-metode untuk membangkitkan spirit kita agar kita menjadi manusia yang kuat jiwanya dan luas alam pemikirannya, salah satunya yaitu dengan menemukan puasa-puasa dengan tradisi kejawen. Atas dasar konsep ‘antal maut qoblal maut’ diatas puasa-puasa ini ditemukan dan tidak lupa peran serta para ghaib, arwah leluhur serta roh-roh suci yang membantu membimbing mereka dalam peningkatan spiritualnya.

Macam-macam puasa ala Kejawen :

1. Mutih
Dalam puasa mutih ini seseorang tdk boleh makan apa-apa kecuali hanya nasi putih dan air putih saja. Nasi putihnya pun tdk boleh ditambah apa-apa lagi (seperti gula, garam dll.) jadi betul-betul hanya nasi putih dan air puih saja. Sebelum melakukan puasa mutih ini, biasanya seorang pelaku puasa harus mandi keramas dulu sebelumnya dan membaca mantra ini : “niat ingsun mutih, mutihaken awak kang reged, putih kaya bocah mentas lahirdipun ijabahi gusti allah.”

2. Ngeruh
Dalam melakoni puasa ini seseorang hanya boleh memakan sayuran / buah-buahan saja. Tidak diperbolehkan makan daging, ikan, telur dsb.

3. Ngebleng
Puasa Ngebleng adalah menghentikan segala aktifitas normal sehari-hari. Seseorang yang melakoni puasa Ngebleng tidak boleh makan, minum, keluar dari rumah/kamar, atau melakukan aktifitas seksual. Waktu tidur-pun harus dikurangi. Biasanya seseorang yang melakukan puasa Ngebleng tidak boleh keluar dari kamarnya selama sehari semalam (24 jam). Pada saat menjelang malam hari tidak boleh ada satu lampu atau cahaya-pun yang menerangi kamar tersebut. Kamarnya harus gelap gulita tanpa ada cahaya sedikitpun. Dalam melakoni puasa ini diperbolehkan keluar kamar hanya untuk buang air saja.

4. Pati geni
Puasa Patigeni hampir sama dengan puasa Ngebleng. Perbedaanya ialah tidak boleh keluar kamar dengan alasan apapun, tidak boleh tidur sama sekali. Biasanya puasa ini dilakukan sehari semalam, ada juga yang melakukannya 3 hari, 7 hari dst. Jika seseorang yang melakukan puasa Patigeni ingin buang air maka, harus dilakukan didalam kamar (dengan memakai pispot atau yang lainnya). Ini adalah mantra puasa patigeni : “niat ingsun patigeni, amateni hawa panas ing badan ingsun, amateni genine napsu angkara murka krana Allah taala”.

5. Ngelowong
Puasa ini lebih mudah dibanding puasa-puasa diatas Seseorang yang melakoni puasa Ngelowong dilarang makan dan minum dalam kurun waktu tertentu. Hanya diperbolehkan tidur 3 jam saja (dalam 24 jam). Diperbolehkan keluar rumah.

6. Ngrowot
Puasa ini adalah puasa yang lengkap dilakukan dari subuh sampai maghrib. Saat sahur seseorang yang melakukan puasa Ngrowot ini hanya boleh makan buah-buahan itu saja! Diperbolehkan untuk memakan buah lebih dari satu tetapi hanya boleh satu jenis yang sama, misalnya pisang 3 buah saja. Dalam puasa ini diperbolehkan untuk tidur.

7. Nganyep
Puasa ini adalah puasa yang hanya memperbolehkan memakan yang tidak ada rasanya. Hampir sama dengan Mutih , perbedaanya makanannya lebih beragam asal dengan ketentuan tidak mempunyai rasa.

8. Ngidang
Hanya diperbolehkan memakan dedaunan saja, dan air putih saja. Selain daripada itu tidak diperbolehkan.

9. Ngepel
Ngepel berarti satu kepal penuh. Puasa ini mengharuskan seseorang untuk memakan dalam sehari satu kepal nasi saja. Terkadang diperbolehkan sampai dua atau tiga kepal nasi sehari.

10. Ngasrep
Hanya diperbolehkan makan dan minum yang tidak ada rasanya, minumnya hanya diperbolehkan 3 kali saja sehari.

11. Senin-kamis
Puasa ini dilakukan hanya pada hari senin dan kamis saja seperti namanya. Puasa ini identik dengan agama islam. Karena memang Rasulullah SAW menganjurkannya.

12. Wungon
Puasa ini adalah puasa pamungkas, tidak boleh makan, minum dan tidur selama 24 jam.

13. Tapa Jejeg
Tidak duduk selama 12 jam

14. Lelono
Melakukan perjalanan (jalan kaki) dari jam 12 malam sampai jam 3 subuh (waktu ini dipergunakan sebagai waktu instropeksi diri).

15. Kungkum
Kungkum merupakan tapa yang sangat unik. Banyak para pelaku spiritual merasakan sensasi yang dahsyat dalam melakukan tapa ini. Tatacara tapa Kungkum adalah sebagai berikut :
a) Masuk kedalam air dengan tanpa pakaian selembar-pun dengan posisi bersila (duduk)
didalam air dengan kedalaman air se tinggi leher.
b) Biasanya dilakukan dipertemuan dua buah sungai
c) Menghadap melawan arus air
d) Memilih tempat yang baik, arus tidak terlalu deras dan tidak terlalu banyak
lumpur didasar sungai
e) Lingkungan harus sepi, usahakan tidak ada seorang manusiapun disana
f) Dilaksanakan mulai jam 12 malam (terkadang boleh dari jam 10 keatas) dan
dilakukan lebih dari tiga jam (walau ada juga yang memperbolehkan pengikutnya
kungkum hanya 15 menit).
g) Tidak boleh tertidur selama Kungkum
h) Tidak boleh banyak bergerak
i) Sebelum masuk ke sungai disarankan untuk melakukan ritual pembersihan (mandi dulu)
j) Pada saat akan masuk air baca mantra ini :
“Putih-putih mripatku Sayidina Kilir, Ireng-ireng mripatku Sunan Kali Jaga, Telenging mripatku Kanjeng Nabi Muhammad.”
k) Pada saat masuk air, mata harus tertutup dan tangan disilangkan di dada
l) Nafas teratur
m) Kungkum dilakukan selama 7 malam biasanya

16. Ngalong
Tapa ini juga begitu unik. Tapa ini dilakuakn dengan posisi tubuh kepala dibawah dan kaki diatas (sungsang). Pada tahap tertentu tapa ini dilakukan dengan kaki yang menggantung di dahan pohon dan posisi kepala di bawah (seperti kalong/kelelawar). Pada saat menggantung dilarang banyak bergerak. Secara fisik bagi yang melakoni tapa ini melatih keteraturan nafas. Biasanya puasa ini dibarengi dengan puasa Ngrowot.

17. Ngeluwang
Tapa Ngeluwang adalah tapa paling menakutkan bagi orang-orang awam dan membutuhkan keberanian yang sangat besar. Tapa Ngeluwang disebut-sebut sebagai cara untuk mendapatkan daya penglihatan gaib dan menghilangkan sesuatu. Tapa Ngeluwang adalah tapa dengan dikubur di suatu pekuburan atau tempat yang sangat sepi. Setelah seseorang selesai dari tapa ini, biasanya keluar dari kubur maka akan melihat hal-hal yang mengerikan (seperti arwah gentayangan, jin dlsb). Sebelum masuk kekubur, disarankan baca mantra ini :
“ Niat ingsun Ngelowong, anutupi badan kang bolong siro mara siro mati, kang ganggu maang jiwa insun, lebur kaya dene banyu krana Allah Ta’ala.”

Dalam melakoni puasa-puasa diatas, bagi pemula sangatlah berat jika belum terbiasa. Oleh karena itu disini akan dibekali dengan ilmu lambung karang. Ilmu ini berfungsi untuk menahan lapar dan dahaga. Dengan kata lain ilmu ini dapat sangat membantu bagi oarang-orang yang masih ragu-ragu dalam melakoni puasa-puasa diatas. Selain praktis dan mudah dipelajari, sebenarnya ilmu lambung karang ini berbeda dengan ilmu-ilmu lain yang kebanykan harus ditebus/dimahari dengan puasa. Selain itu syarat atau cara mengamalkannyapun sangat mudah, yaitu :
1. Mandi keramas/jinabat untuk membersihkan diri dari segala macam kekotor
2. Menjaga hawa nafsu.
3. Baca mantra lambung karang ini sebanyak 7 kali setelah shalat wajib 5 waktu, yaitu :
Bismillahirrahamanirrahim
Cempla cempli gedhene
Wetengku saciplukan bajang
Gorokanku sak dami aking
Kapan ingsun nuruti budine
Aluamah kudu amangan wareg
Ngungakna mekkah madinah
Wareg tanpa mangan
Kapan ingsun nuruti budine
Aluamah kudu angombe
Ngungakna segara kidul
Wareg tanpa angombe
Laailahaillallah Muhammad Rasulullah

Selain melakoni puasa-puasa diatas masyarakat kejawen juga melakukan puasa-puasa yang diajarkan oleh agama islam, seperti puasa ramadhan, senin kamis, puasa 3 hari pada saat bulan purnama, puasa Nabi Daud AS dll. Inti dari semua lakon mereka tujuannya hanya satu yaitu mendekatkan diri dengan Allah SWT agar diterima iman serta islam mereka.
Diposkan oleh kejawen di 14:22 0 komentar
Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Berbagi ke Google Buzz
MELIHAT AURA DIRI
Ini ada sedikit "cara" agar kita bisa melihat aura diri atau orang lain dan juga berfungsi untuk menajamkan mata bathin serta kekuatan pikiran. ( Lintas Agama )
Caranya :

Siapkan sebatang lilin, lalu nyalakan diruangan gelap ( dalam kamar asal jgn dikamar mandi bro :p )
Posisi lilin sejajar dgn mata. ( Duduk bersila ).
Awal "latihan"...tarik nafas sambil baca doa memohon kpd Yang Kuasa 3X...kemudian tahan nafas lalu keluarkan perlahan. ( Metode pernafasan piramida ).
Konsentrasi penuh dan slalu memohon pada Yang KUasa. Tataplah nyala lilin tsb yang berwarna biru (ditengah / ujung sumbu lilin ). Tatap terus dan jangan berkedip semaksimalnya. Untuk Tahap Awal lakukanlah selama 30 menit. Diusahakan mata jangan sampai berkedip. Perlahan dan pasti anda akan melihat perubahan warna dililin tsb. Lakukan terus menerus. Dan diakhiri dgn doa memohon kepda Yang Kuasa sambil tangan dibasuh kewajah sebanyak 3 kali.
Ingat konsentrasi dan keyakinan penuh. Bila anda sudah berhasil melihat minimal 5 warna dari 7 warna yang ada, mudah2an anda sudah bisa melihat aura sendiri atau org laen.

Belajar dari Sastra Jendra Hayuningrat

Bagi orang yang belajar kawruh Kejawen, tentu sudah tidak asing lagi dengan kata-kata Sastra Jendra Hayuningrat. Meskipun banyak yang sudah mendengar kata-kata tersebut, tetapi jarang ada yang mengetahui apa makna sebenarnya. Menurut Ronggo Warsito, sastra jendra hayuningrat adalah jalan atau cara untuk mencapai kesempurnaan hidup. Apabila semua orang di dunia ini melakukannya, maka bumi akan sejahtera.

Nama lain dari sastra jendra hayuningrat adalah sastra cetha yang berarti sastra tanpa papan dan tanpa tulis. Walaupun tanpa papan dan tulis, tetapi maknanya sangat terang dan bisa digunakan sebagai serat paugeraning gesang.

Ada 7 macam tahapan bertapa yang harus dilalui untuk mencapai hal itu.

1. Tapa Jasad: Tapa jasad adalah mengendalikan atau menghentikan gerak tubuh dan gerak fisik. Lakunya tidak dendam dan sakit hati. Semua yang terjadi pada diri kita diterima dengan legowo dan tabah.

2. Tapa Budhi: Tapa Budhi memiliki arti menghilangkan segala perbuatan diri yang hina, seperti halnya tidak jujur kepada orang lain.

3. Tapa Hawa Nafsu: Tapa Hawa Nafsu adalah mengendalikan nafsu atau sifat angkara murka yang muncul dari diri pribadi kita. Lakunya adalah senantiasa sabar dan berusaha mensucikan diri,mudah memberi maaf dan taat pada GUSTI ALLAH kang moho suci.

4. Tapa Cipta: Tapa Cipta berarti Cipta/otak kita diam dan memperhatikan perasaan secara sungguh-sungguh atau dalam bahasa Jawanya ngesti surasaning raos ati. Berusaha untuk menuju heneng-meneng-khusyuk-tumakninah, sehingga tidak mudah diombang-ambingkan siapapun dan selalu heningatau waspada agar senantiasa mampu memusatkan pikiran pada GUSTI ALLAH semata.

5. Tapa Sukma: Dalam tahapan ini kita terfokus pada ketenangan jiwa. Lakunya adalah ikhlas dan memperluas rasa kedermawanan dengan senantiasa eling pada fakir miskin dan memberikan sedekah secara ikhlas tanpa pamrih.

6. Tapa Cahya: Ini merupakan tahapan tapa yang lebih dalam lagi. Prinsipnya tapa pada tataran ini adalah senantiasa eling, awas dan waspada sehingga kita akan menjadi orang yang waskitha (tahu apa yang bakal terjadi).

Tentu saja semua ilmu yang kita dapatkan itu bukan dari diri kita pribadi, melainkan dari GUSTI ALLAH. Semua ilmu tersebut merupakan 'titipan', sama dengan nyawa kita yang sewaktu-waktu bisa diambil GUSTI ALLAH sebagai si EMPUNYA dari segalanya. Jadi tidak seharusnya kita merasa sombong dengan ilmu yang sudah dititipkan GUSTI ALLAH kepada kita.

Sabtu, 26 Februari 2011

KERAJAAN BLAMBANGAN

Di suatu kerajaan yang sangat terkenal akan hasil bumi serta kemakmuran wilayahnya, tersebutlah kerajaan tersebut dengan nama kerajaan Blambangan. Kerajaan Blambangan tersebut dipimpin oleh seorang raja yang sangat adil dan bijaksana, atas kepemimpinannya tersebut maka raja blambangan sangat terkenal dan di hormati oleh masyarakat kerajaan Blambangan. Kerajaan Blambangan dipimpin seorang raja yang bernama Prabu Minak Djinggo, beliau sangat disegani oleh kalangan para pejabat teras dan rakyat jelata. Selain terkenal karena kepemimpinannya Prabu Minak Djinggo juga terkenal karena mempunyai seorang putri semata wayang yang cantik jelita, anggun dan merakyat, sehingga sang putri menjadi Maskot kerajaan Blambangan. Tak salah jika sang Prabu memberinya nama Putri Dewi Sri .

Pada suatu hari sang putri sedang bercengkrama dengan para dayang – dayang kerajaan dan bermain di taman Sri Wedari kerajaan Blambangan yang sangat asri dan sejuk, sehingga membuat sang Putri lupa akan waktu. Karena terlalu asyik bermain tanpa disadari oleh sang putri datanglah segerombolan Gerakan Pengacau Keamanan ( GPK ) yang menyusup dan mengintai dan berniat untuk menculiknya. Setelah melihat mangsanya lengah maka keluarlah beberapa orang untuk menculik sang putri dan membawanya dengan beberapa ekor kuda, ternyata gerombolan tersebut berasal dari jauh yakni dari negara LA dan menyebut dirinya dengan koboi MARLBORO. Setelah mengetahui momongannya diculik oleh segerombolan koboi MARLBORO para dayang segera melaporkan kejadian tersebut kepada sang Prabu Minak Djinggo.
Dengan mendapat laporan dari para dayang yang bertugas menjaga sang putri, maka sang prabu sangat kaget dan murka. Sang prabu akhirnya mengeluarkan Surat Perintas Sebelas Maret ( Super Semar ) kepada sang Patih Logender yang sangat patuh kepada sang Prabu, untuk menyebar luaskan woro – woro atas penculikan putrinya dan mengadakan sayembara. Woro – woro segera di sebarluaskan oleh sang Patih dan membacanya disetiap keramaian, dengan tetabuhan sebuah gong sang patih memualai membaca woro – woro itu :
” Barang siapa bisa memboyong kembali sang putri yang telah diculik dan bisa menyerahkan para penculik kehadapan sang prabu baik dalam keadaan hidup atau mati. Bila laki – laki orang tersebut akan dijodohkan dan dinikahkan dengan sang putri dan jika perempuan akan diangkat menjadi saudara kembar sang putri ”.
Setelah beberapa waktu sang patih mengumumkan woro – woro dan mengadakan seleksi yang sangat ketat sekali dan tanpa ada konspirasi serta tanpa adanya KKN ( Kolusi, Korupsi dan Nepotisme ) sama sekali. Woro – woro tersebut sampailah terdengar di telinga seorang pangeran dari negeri seberang yakni Pangeran SAMPOERNA dan sang pangeranpun menemui sang patih untuk mengikuti sayembara tersebut. Setelah mengisi formulir pendaftaran dan melengkapi berkas – berkas yang telah disediakan oleh kesekretariatan kerajaan barulah sang pangeran menjalani seleksi yang sangat melelahkan yaitu adu keahlian dengan para pelamar lainnya. Setelah beberapa hari tepatnya 7 hari , 7 malam , 7 jam dan 7 menit akhirnya sang pangeran menjadi pemenang dan akhirnya secara resmi didaulat oleh sang prabu untuk memboyong kembali sang putri dan menumpas gerombolan pengacau keamanan ( GPK ) yang menamakan dirinya LUCKY STRIKE.
Dengan mendapat mandat dan Surat Perintah Sebelas Maret ( SUPER SEMAR ) itu maka dipimpinlah beberapa pasukan antara Angkatan Udara kerajaan blambangan yang langsung diberangkatkan langsung di Lanud ( Lapangan Udara ) HALIM Perdana Kusuma. Sedangkan Arma Angkatan Laut ditugaskanlah seorang COMODOR MARCOPOLO memimpin pelayaran salah satu kapal perang yakni USS KENNGOY. Khusus untuk Angkatan Darat langsung dipimpin oleh sang pangeran sendiri. Dalam perjalanan itu pasukan tersebut harus menebangi semak belukar untuk membuka jalan dan membersihkan jalanan dari KEMBANG DJATI yang berguguran untuk menghindari ranjau – ranjau darat maupun jebakan – jebakan yang dipasang oleh kelompok GPK. Dalam perjalanan tersebut para pasukan angkatan darat hanya bisa makan buah – buahan yang tumbuh liar di hutan salah satunya buah SUKUN yang banyak tumbuh di dalam hutan tersebut dan minum se GENTONG arak yang segaja dibawa dan dipersiapkan oleh beberapa prajurit. Setelah bebarapa hari keluar masuk hutan belantara tepat tengah hari dan waktu menunjukkan pukul 12.00 BBWB ( Bagian Barat Waktu Blambangan ) dan sang SURYA tepat di atas kepala mereka. Sang pangeran terpaku dan seakan – akan tak percaya saat melihat hamparan pantai pasir putih yang sangat panjang dan indah sekali LONG BEACH . Untuk sementara sang pangeran menghentikan perjalanannya dan menghubungi sebuah kapal perang dari angkatan laut kerajaan Blambangan untuk mengangkut mereka menyeberangi lautan untuk bisa sampai di tanah seberang.
Setelah beberapa waktu menunggu, datanglah sebuah kapal perang USS KENGGOY yang dikomandoi oleh COMODOR MARCOPOLO untuk mengangkut pasukan angkatan darat, dan tibalah mereka di seberang lautan dan melanjutkan perjalanan menuju tempat penyekapan sang putri yang menurut berita dan laporan dari para mata – mata atau telik sandi kerajaan. Menurut para mata – mata sang putri disekap di sebuah di sebuah gudang yang sangat besar dan dipagari dengan pagar besi yang sangat kokoh berwarna merah. Menurut warga sekitar tempat itu bernama GG MARAH yang berada di sebuah kota yang terkenal dengan kota Tahu. Dengan mendapat informasi tersebut bergegaslah sang pangeran dan pasukannya untuk menuju tempat yang disebutkan oleh mata – mata kerajaan. Sang pangeranpun segera mengatur strategi perang dan diutuslah dua orang pengintai untuk mengetahui lebih dekat keadaan sasarannya. Beberapa hari telah berlalu para pengintai segera melaporkan hasil pengintaiannya. Ternyata gudang tersebut dijaga dengan ketat oleh beberapa orang yang sangat besar bersentakatan sebuah pentung yang disewa dari sebuah daerah yang disebut kota Tulungagung dan masyarakat sekitar menyebutnya RETJO PENTUNG. Gudang tersbut juga ditutup rapat dan di GRENDEL dari dalam sehingga sulit untuk ditembus oleh orang tak dikenal, masih banyaknya penjaga gudang yang lalu lalang setiap beberapa menit dengan motor gedenya MUSTANG .
Mendengar laporan situasi dan kondisi tersebut dan menyusun strategi yang sangat matang maka ditiuplah terompet untuk memulai penyerbuan secara gerilya. Waktu demi waktu telah dilalui dan korbanpun telah berjatuhan di kedua belah pihak, dengan semangat berani matinya dan didukung oleh kekuatan pasukan yang berjumlah 567 SSK ( satuan setingkat kompi ) maka peperangan itu dimenangkan oleh pasukan sang pangeran. Sang Putripun berhasil diboyongnya kembali ke kerajaan blambangan, sang pimpinan GPK pun dibawa dengan tangan terikat dengan TALI JAGAD di serahkan kepada Prabu MINAK DJINGGO.
Mendengar keberhasilan sang pangeran tersebut, sang prabu segera mengutus sang Patih Logender untuk menyusun acara penyambutan secara besar – besaran yakni dengan mengadakan pesta rakyat bertajuk TUNJUKKAN MERAHMU . beberapa kesenian daerah pun diundang khusus untuk memeriahkan acara tersebut dan tak lupa acara spektakuler EXSTRA VAGANSA. Acara penyambutan dilaksanakan besar – besaran di pusat kota atau alun – alun ibu kota kerajaan. Tak lupa selain pesta rakyat digelar beberapa makanan khas kerajaan dengan koki – koki pilihan dari dapur kerajaan blambangan. Menu – menu tersebut salah satunya adalah 35 GAMA kambing serta 16 KERBAU dan masih banyak lagi masakan khas kerajaan yang disuguhkan kepada tamu – tamu undangan antara lain Raja NIKOTIN serta Pangeran TAR dari negara tetangga.
Iring – iringan pasukan mulai memasuki gerbang kerajaan serta sayup – sayup terdengar deru langkah kaki serta teriakan – teriakan yel – yel LASTA VASTA oleh rakyat jelata yang melihat rombongan telah berhasil melaksanakan tugasnya, sang pangeranpun menjawab ” Asyiknya Rame – rame SAMPOERNA HIJAU. Beberapa hari setelah acara pesta rakyat dilaksanakan sang prabupun menggelar pengadilan khusus untuk mengadili para GPK dan pimpinannya dan sidang pengadilan memutuskan untuk menghukum mereka dengan DJARUM SUPER sebanyak 76 kali sama seperti apa yang akan dilakukan kepada sang putri dan denda uang sebesar USD 555 Juta sesuai ancaman mereka kepada sang prabu MINAK DJINGGO.
Dengan dihukumnya para anggota GPK dan pimpinanya tersebut negeri Blambangan menjadi damai dan sejahtera. Sang Prabu sangat bahagia karena telah dikarunia seorang cucu yang sangat gagah berani hasil pernikahan Sang Putri SRI WEDARI dengan Pangeran SAMPOERNA. ( CAHYO )
........

DICARI : ROBOT TUNGGANGAN

BAYANGAN pagi sudah cukup menghangatkan tenda Bima. Tapi,baru sekali ngulet, Bima terperanjat. Aneh, biasanya tidak begini, pikirnya. Dia merasa celana bagian bawahnya bergetar. Oalah, ternyata ponsel di saku celana yang menerima SMS masuk.

Pesannya : Sambil menunggu Kurusetra dibersihkan, lokasi Baratayuda sementara pindah ke tepi Kali Cing – Cing Geling. SMS berikutnya menyusul : Rule – nya, siapa basah, dia kalah. Tertanda, Badan Pengawasan Perang Nasional ( BPPN ).
Cekatan, Bima membasuh muka. Dia kenakan baju zirah dan berangkat. Sampai di tepi Cing Cing Geling, dia melihat pasukan Kurawa bersiap di seberang sungai. Mereka mengandalkan pasukan egrang.
Mendekati bibir sungai, Bima berjongkok dengan sedikit menekukkan leher. Dia menduga kedalaman Cing Cing Geling. Tetapi, “ Liat, Bima pake ajian kepala tengeng warisan bokapnye, “ teriak Dursasana.
“ Muke gile !! Dur, balikin tuh kacemate item ! Bokap lu lebih membutuhkan,” jawab Bima yang melihat Dursasana, eh , Dursasana, berkacamata ray – band. Saling ejek pun kian panas.
Gatotkaca dan Bagong mendekat, mencoba menenangkan Bima. Di gubuk kecil, Gatotkaca Menyarangkan untuk mencari tunggangan yang efisien di air. “ Lembu juga seneng berendam. Sewa Lembu Andhini aja, “ celetuk Bagong. Gatotkaca menggeleng sambil menggesekkan ibu jari dan telunjuk. “ Iya ding sewane larang nemen, “ Bagong menjawab sendiri.
Hanya ada satu tunggangan yang ndongkrok, Gajah Puspadenta – ne Baladewa. Bagong sedikit sumringah. Bima angkat bahu. Gatotkaca menepuk dada keras – keras dan berkelebat. Di dalam perjalanan, Gatotkaca meng – SMS Kresna dan untuk mencari tahu posisi Baladewa. Kresna mewanti – wanti untuk tidak membangunkan Baladewa bertapa. Lumpuhkan Pragoto yang jaga gajah dan curi.
Berangkatlah mereka. Bukan Pragoto namanya kalau tak tertawa keras melihat film lucu lucu walau sudah diputar berkali – kali. Dari lubang di sisi bilik, Gatotkaca terus mengawasi. Gatotkaca kemringet mikir apa yang bisa dilakukan. Tak sengaja tangan Gatotkaca mak nyet menekan empuk – empuk dan gleyer – gleyer. Bagong feelingnya langsung jalan. Diambilnya ulat gatel. Diam – diam, Bagong memasukkan uler ke baju yang disampirkan Pragoto. Ndilalayahnya lai, let sak detik Pragoto memakai baju. Semenggrang dan kernyit cepat menjalar sekujur badan. Pragoto lantas memutuskan mandi.
Tanpa babibu, Gatotkaca membuka kandang gajah Putandento. Sekilas, Pagoto melihat dan panik. Daripada kena semprot, Pragoto langsung mengejar. Tapi, lari Gatotkaca secepat geledek dan menghilang.
Bima kegirangan dan langsung nyengklak, Huza ... Huza, ternyata gajah Puspodento lemes dedes melihat sungai. Gajah gendut tapi takut air ... !!!
Dari kejauhan, Dursasana egrang mendekat. “ Wee... Dasar tengeng, gajahmu nyang endi, Le ? Kari belalainya, yah, “ ejeknya.
Bagong cepat ambil inisiatif. Dia telepon sohib yang sama – sama batur di Ponorogo. Bagong minta dijadwal ketemu raja Klana Sewandana untuk pinjam macam. Setelah ketemu, raja melarang macannya dibawa. Genting,pikir Bagong. Lebih mbebayani, tuan sama macan doyan daging. Ini celahnya, pikir Bagong. Dia menemui sohibnya dan minta tolong mencampurkan daging sudah terinfeksi anthrax. Dan bener, berubahlah sang raja Klana Sewandana setelah daging bumbu balado. Raja Klana dadi kemayune pol. “ Dek Bagong sayang, bawalah macanku, please dech,” ujar raja Klana Sewandana.
Bagong kali ini ketanggor. Macan yang dibawa mau dinaikin Bima. Tetapi, pas mau masuk air, macan jadi ingas – ingis kemayu dan peluk tubuh Bima. Bima ketakutan, ternyata macannya minta dipacari.
Hanya tinggal satu jalan, pikir Gatotkaca. Yaitu menciptakan robot canggih. Bill Gate didatangkan untuk memberi pangarahan dan Workshop kepada Bagong dan Gatotkaca. “ Ini bukan pekerjaan mudah, lihat sungai yang lebar amat,” kata Bill Gates.
Setelah seminggu nglembur, terciptalah robot yang sekilas mirip jerapah. Ruang kendali tepat di kepalanya, tertunduk Bima disana. Selangkah dua, masuk ke derasnya Cing Cing Geling, robot masih terasa nyaman.
Langkah kelima, robot sedikit terseok terbawa arus. Dengan egrangnya, Dursasana mendekat, “ Enak yah, dah dapat tunggangan ? Tapi, apa tidak salah tuh tengeng, “ kata Dursasana.
Kedua pejabat Hastina dan Ngamarta itu terus berperang. Sementara, rakyat dalam keadaan lapar menolak menjadi kuda tunggangan. Kecuali rakyat yang udah di ubah jadi robot. ( Cahyo ).